Minggu, 15 November 2015

tragedi tanah longsor

Putussibau,
22 juli 2015 Ketika malam mendekat dan mata yang tidak bisa terpejam....
Ku coba ungkapkan isi hati ini untuk saudaraku Nun di sana di ujung said dan penepian raya.... saudaraku dan keluarga besar di Ujung Said dan Penepian Raya
Maafkan aku yang tidak bisa datang, hadir dan membantu saudara
Bukannya aku tak perduli, sekali lagi bukan Izinkan aku menatap, mendengar dan merasakan apa yang saudara rasakan
Bahwa di tanah kelahiran ini, Allah baru saja memberikan cobaan pada kita.....
Memberikan satu ujian yang tidak terlalu ringan, ada tangis dan kepedihan yang terasa,
 aKu percaya saudara akan tabah menghadapi semua itu
Penderitaan hidup yang kita rasakan selama ini telah memberikan satu bekal,
bahwa kita mampu, kita kuat ketika harus menerima segala yang ada ..............
Saudaraku Rasanya terlalu naif ketika mereka membaca tulisan ini,
Aku terlalu mengada-ngada,
Masalah yang mungkin dianggap kecil namun dibesar-besarkan
Aku tak akan peduli pada semua itu,
Biarkan Ujung said dan penepian raya hanya dianggap sekeping wilayah
dari 278 desa yang ada di kapuas hulu,
tapi kau tanah kelahiranku, tanah di tempat ku berdiri dan di besarkan ......
Saudaraku.....
Terlalu kecil mungkin untuk sebuah negara melihat musibah yang menimpa tanah ini,
Terlalu besar dan padat agenda negeri yang harus pemerintah tangani..
Masih banyak agenda penting yang diurus Aku tau, aku tau semua itu..... .....
Aku Cuma mau katakan, aku cuma membayangkan,
merasakan ketika masalah itu terjadi pada kita
Ketika harus kehilangan tempat tinggal dan segala yang ada....
ketika harus memulai segalanya dari awal sementara usia sudah semakin senja
Terlalu berat rasanya bagi kita yang kecil untuk membangun semua itu,
gadaikan seabrek kertas yang ada tumpahkan segala keringat dan air mata
hanya untuk memenuhi satu harapan hanya untuk membawa anak dan istri dalam satu mimpi malam.... ......................
Saudaraku Kita semua sama, Aku masih bisa rasakan apa yang saudara pikirkan ,
Esok, pagi pasti menjemput, beban hidup yang lain akan menunggu
Rasanya tidak cukup sehari atau bahkan setahun untuk membangun semua itu
 Butuh keringat, air mata dan pengorbanan yang jiwa dan raga.... ......
Saudaraku Dari jauh ku hanya berharap dan berdoa
Aku percaya bahwa akan ada hikmah yang Allah berikan atas ujian yang Allah titipkan
melalui musibah ini

Tidak ada komentar: