Rabu, 26 Desember 2012

UJU HAMBALI: PIDATO LOMBA MENU BERBAHAN BAKU IKAN

UJU HAMBALI: PIDATO LOMBA MENU BERBAHAN BAKU IKAN

PIDATO LOMBA MENU BERBAHAN BAKU IKAN



SEKRETARIS DAERAH KAPUAS HULU
UB. ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN
PIDATO SEKRETARIS DAERAH KAPUAS HULU
DALAM ACARA LOMBA MENU
BERBAHAN BAKU IKAN
PADA PERINGATAN HARI NUSANTARA
YTH.   BUPATI KAPUAS HULU ATAU PEJABAT YANG MEWAKILI.
YTH.   PIMPINAN ATAU UNSUR DEWAN PERWAKILAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU
YTH.   PARA UNDANGAN SERTA PANITIA PELAKSANA LOMBA MENU BERBAHAN BAKU IKAN

         

          PESERTA LOMBA YANG KAMI CINTAI

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA
SEBELUM MEMBACAKAN SAMBUTAN SEKALIGUS ARAHAN SEKRETARIS DAERAH KAPUAS HULU, SAYA SAMPAIKAN PERMOHONAN BELIAU YANG SEYOGYANYA HADIR PADA KESEMPATAN INI, NAMUN KARENA TUNTUTAN TUGAS DI TEMPAT YANG LAIN, MAKA SAYA SELAKU ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN DIMINTA UNTUK MEMBACAKAN SAMBUTAN SEKALIGUS ARAHAN PADA KEGIATAN INI.
REKAN-REKAN PANITIA, DEWAN JURI, PESERTA LOMBA SERTA UNDANGAN YANG KAMI MULIAKAN
MENGAWALI  KEGIATAN LOMBA MENU YANG BERBAHAN BAKU IKAN, IZINKAN SAYA DENGAN SEGENAP KERENDAHAN HATI MENGAJAK SELURUH PESERTA YANG HADIR DI RUANGAN INI, SEJENAK TUNDUKKAN  KEPALA, PANJATKAN  PUJA-PUJI DAN SYUKUR KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA ATAS SEGALA NIKMAT DAN KARUNIA YANG SENANTIASA DI BERIKAN KEPADA KITA, SEHINGGA KITA SEMUA SAMPAI SAAT INI DALAM KEADAAN SEHAT, KUAT DAN DAPAT MENGIKUTI SELURUH RANGKAIAN KEGIATAN  SAMPAI SELESAI
SAYA PERCAYA SELURUH RANGKAIAN PENGABDIAN SEKALIGUS PERLOMBAAN YANG DILAKSANAKAN  , SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN KITA TERHADAP BANGSA, NEGARA, MASYARAKAT SENANTIASA MENDAPAT BALASAN YANG SETIMPAL DARI TUHAN YANG MAHA ESA.
HADIRIAN YANG KAMI MULIAKAN,
ATAS NAMA PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU, SAYA SAMPAIKAN UCAPAN TERIMAKASIH KEPADA SELURUH PANITIA ATAS TERSELENGGARANYA EVENT-EVENT SEPERTI INI, SAYA PERCAYA BAHWA KEGIATAN SEPERTI INI TIDAK HANYA SATU RANGKAIAN KEGIATAN SEREMONIAL BELAKA, LEBIH DARI ITU, EVENT SEPERTI INI SETIDAKNYA DAPAT DIJADIKAN MOMENTUN UNTUK MENGOPTIMALISASI DAN MENINGKATKAN  POLA KONSUMSI MASYARAKAT GUNA PEMBENTUKAN GENERASI KITA YANG LEBIH SEHAT, DINAMIS DAN CERDAS, DENGAN BERORIENTASI PADA PEMANFAATAN SUMBER  DAYA LOKAL YANG KITA PUNYAI, SEPERTI IKAN AIR TAWAR.
TERIMA KASIH YANG TAK TERHINGGA JUGA KAMI SAMPAIKAN KEPADA SELURUH SIMPATISAN LOMBA MENU YANG BERBAHAN BAKU IKAN DALAM MENGIKUTI SELURUH RANGKAIAN PERLOMBAAN INI.
HADIRIAN YANG KAMI MULIAKAN, PESERTA LOMBA YANG KAMI CINTAI
TERKAIT DENGAN PERLOMBAAN YANG KITA LAKSANAKAN HARI INI, ADA BEBERAPA POINT YANG INGIN KAMI SAMPAIKAN:
PERTAMA
PATUT KITA SUKURI KEHADIRAT TUHAN YANG MAHA KUASA, BAHWA SEBAGAIMANA KITA TELAH DIANUGERAHI DENGAN WILAYAH YANG BEGITU LUAS. KAPUAS HULU MEMILIKI LUAS WILAYAH 29.842 KM2 PLUS BERBAGAI POTENSI SUMBER DAYA HAYATI, BAIK FLORA MAUPUN FAUNA.
KITA MEMILIKI POTENSI IKAN DENGAN SPESIES TERLENGKAP DI DUNIA. SELAIN ITU, IKAN JUGA MERUPAKAN SALAH SATU PRODUK UNGGULAN YANG KITA MILIKI.
DALAM PRODUKSI IKAN, KABUPATEN KAPUAS HULU MEMILIKI KONTRIBUSI YANG  DOMINAN TERHADAP PRODUKSI IKAN AIR TAWAR DI KALIMANTAN BARAT. DATA STATISTIK DI TAHUN 2012 INI MENUNJUKKAN BAHWA, KABUPATEN KAPUAS HULU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2012, TELAH BERHASIL MEMPRODUKSI IKAN KURANG LEBIH 11.561 TON DARI TOTAL PRODUKSI IKAN AIR TAWAR KALBAR YANG BESARNYA 32.042 TON.
INI BERARTI, BAHWA KAPUAS HULU TELAH MENYUMBANG KURANG LEBIH 36 PERSEN DARI TOTAL PRODUKSI KALBAR.
KEDUA
DARI PERSPEKTIF KESEHATAN, IKAN JUGA MERUPAKAN SALAH SATU SUMBER PROTEIN BAGI TUBUH.
TERKAIT LOMBA MENU, KITA SEMUA SAMA-SAMA MENYADARI BAHWA KONSUMSI SEHARI-HARI KITA SENANTIASA DIKAITKAN DENGAN PROTEIN. KARENA PROTEIN MERUPAKAN UNSUR PEMBANGUN DARI KETIGA TRIGUNA MAKANAN.
WNPG (WIDYAKARYA NASIONAL PANGAN DAN GIZI) MEREKOMENDASIKAN ANGKA KECUKUPAN GIZI PERKAPITA PERHARI = 57 GRAM PROTEIN PER KAPITA PERHARI YANG HARUS KITA PENUHI.  
SELAIN SUMBER PROTEIN, BERDASARKAN PENELITIAN  TERNYATA IKAN JUGA MENGANDUNG BERBAGAI ZAT YANG SANGAT BERMANFAAT BAGI KESEHATAN.
KANDUNGAN ZAT GIZI YANG TERDAPAT PADA IKAN SEGAR DAN MANFAATNYA ANTARA LAIN :
·           OMEGA 3, UNTUK PROSES PERKEMBANGAN OTAK PADA JANIN DAN PENTING UNTUK PERKEMBANGAN FUNGSI SYARAF DAN PENGLIHATAN BAYI.
·           MENGANDUNG SERAT PROTEIN YANG PENDEK SEHINGGA MUDAH DI CERNA
·           KAYA AKAN ASAM AMINO SEPERTI TAURIN UNTUK MERANGSANG PERTUMBUHAN SEL OTAK BALITA.
·           VITAMIN A DALAM MINYAK HATI IKAN UNTUK MENCEGAH KEBUTAAN PADA ANAK
·           VITAMIN D DALAM DAGING DAN MINYAK HATI IKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN KEKUATAN TULANG
·           VITAMIN B6 UNTUK MEMBANTU METABOLISME ASAM AMINO DAN LEMAK SERTA MENCEGAH ANEMIA DAN KERUSAKAN SYARAF
·           VITAMIN B12 UNTUK PEMBENTUKAN SEL DARAH MERAH, MEMBANTU METABOLISME LEMAK, DAN MELINDUNGI JANTUNG JUGA KERUSAKAN SYARAF
·           ZAT BESI YANG MUDAH DI SERAP OLEH TUBUH
·           YODIUM UNTUK MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT GONDOK DAN HAMBATAN PERTUMBUHAN ANAK
·           SELENIUM UNTUK MEMBANTU METABOLISME TUBUH DAN SEBAGIAN ANTI OKSIDAN YANG MELINDUNGI TUBUH DARI RADIKAL BEBAS
·           SENG YANG MEMBANTU KERJA ENZIM DAN HORMON
·           FLUOR YANG BERPERAN DALAM MEGUATKAN DAN MENYEHATKAN GIGI ANAK
  
HADIRIAN YANG KAMI MULIAKAN,
KETIGA
SISI POSITIF  DARI IKAN, SELAIN KANDUNGAN GIZI YANG DIMILIKINYA, IKAN AIR TAWAR YANG KITA MILIKI JUGA DILIHAT DARI NILAI EKONOMIS, DAPAT KAMI KATAKAN RELATIF LEBIH MURAH DIBANDINGKAN DENGAN SUMBER-SUMBER MAKANAN YANG LAIN.
SEBAGAI PENGENDALI KEUANGAN DI RUMAH TANGGA, KAMI PERCAYA, BAHWA PESERTA SEKALIAN SANGAT MEMPERHITUNGKAN NILAI-NILAI EKONOMIS DARI SETIAP PENGELUARAN RUTIN YANG KITA KELUARKAN DALAM RANGKA PEMENUHAN  KEBUTUHAN KONSUMSI SEHARI-HARI KITA.
TERAKHIR
DENGAN MELIHAT BERBAGAI NILAI POSITF YANG TERKANDUNG PADA IKAN, SAYA BERHARAP KITA SEMUA SELAIN MAMPU MEMBUDAYAKAN KEBIASAKAN MENGKONSUMSI IKAN, SAYA JUGA BERHARAP KITA DAPAT MENSOSIALISASIKAN POLA KONSUMSI SEHARI-HARI YANG BERBAHAN DASAR IKAN KEPADA SELURUH MASYARAKAT YANG ADA DI LINGKUNGAN KITA.
PENGARUH KONSUMSI PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI KITA SANGAT BERIMPLIKASI TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP KITA UNTUK MASA-MASA YANG AKAN DATANG.
PENELITIAN AKHIR-AKHIR INI MENYIMPULKAN BAHWA PEMBENTUKAN GENERASI YANG BAIK DITENTUKAN SEJAK BAYI SAMPAI DENGAN USIA 3 TAHUN.
INI MENGISYARATKAN BAHWA PEMBENTUKAN GENERASI HARUS DIPERSIAPKAN SEDINI MUNGKIN. KITA MENYADARI SEPENUHNYA, BAHWA MAKANAN YANG KITA KONSUMSI MESKIPUN BUKAN SATU-SATUNYA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN GENERASI KITA, TETAPI SETIDAKNYA, KONSUMSI MEMILIKI PERAN YANG SIGNIFIKAN TERHADAP PEMBENTUKAN JATI DIRI GENERASI KITA DI MASA YANG AKAN DATANG.
HADIRIAN YANG KAMI MULIAKAN,
UNTUK MENJADIKAN IKAN SEBAGAI MENU SEHARI-HARI KITA, TENTUNYA DIBUTUHKAN KREATIVITAS KITA, AGAR IKAN YANG KITA KONSUMSI, DILIHAT DARI PENDEKATAN GIZI, SETIDAK MEMENUHI STANDAR DAN NORMA ANGKA KECUKUPAN GIZI, HIGINES. DI LIHAT DARI SUDUT PANDANG RASA, KEMAMPUAN KITA UNTUK MENGOLAH IKAN  MENJADI MENU MAKANAN YANG ENAK SANGAT DIBUTUHKAN.
MELALUI KEGIATAN LOMBA MENU BERBAHAN DASAR IKAN, MUDAH-MUDAHAN DAPAT DIJADIKAN WAHANA PEMBELAJARAN DALAM MENGASAH KEMAMPUAN MEMASAK, MENGOLAH CITA RASA IKAN MENJADI LEBIH BAIK.
DEMIKIAN YANG DAPAT SAYA SAMPAIKAN, MUDAH-MUDAHAN SELURUH PESERTA LOMBA DAPAT MENGIKUTI RANGKAIAN KEGIATAN SAMPAI SELESAI, DAN AKHIRNYA  KAMI BERHARAP ALLAH SWT MERIDHOI SELURUH RANGKAIAN KEGIATAN INI.
WABILLAHI TAUFIK WAL HIDAYAH, WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN, TERIMAKASIH ATAS SEGALA PERHATIAN.
SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA
PUTUSSIBAU,     20 DESEMBER 2012
SEKRETARIS DAERAH
UB. ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN TERTANDA
DRS. H. TATANG SURYADI, M.M

Selasa, 30 Oktober 2012

ANALISIS AKG DAN PPH KAPUAS HULU


ANALISIS TERHADAP
ANGKA KECUKUPAN GIZI DAN POLA PANGAN HARAPAN
KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2012










DISUSUN OLEH
TIM SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI KAPUAS HULU
TAHUN 2012









Executive Summary
Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai”  yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan
Mindset masyarakat selama ini cenderung mengidentikkan angke kecukupan gizi sama persis dengan nilai  beli atau harga pangan yang dikonsumsi oleh setiap indvidu.
Sementara kalau  kita perhatikan fungsi makanan, metabolisme atau kemampuan tubuh dalam mencerna makanan,  kebutuhan tubuh terhadap air dan serat atau perspfektif yang lainnya, maka pengertian atau cakupan gizi semakin komplek dan komprehensif terhadap kelangsungan kehidupan individu.
Melihat perspektif gizi dari fungsi makanan sekaligus konsumsi terhadap  gizi yang terkandung di dalamnya,  sesungguhnya dinyatakan bahwa pada dasarnya makanan memiliki 3 (tiga) fungsi utama atau yang lebih dikenal dengan tri guna makanan: Pertama, sumber zat tenaga atau sumber energi (karbohidrat) yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan.  Kedua, Sumber pengatur (vitamin & mineral) 33,33 %. Sumber Pengatur bersumber dari Sayur dan Buah= Sayur & buah, Prosentase angka kecukupan gizi adalah 6 %. Sehingga bobot kedua jenis bahan pangan ini adalah:  33,33 % / 6 % = 5,0.  Ketiga, Sumber Pembangun Sumber Pembangun terdiri dari Pangan hewani dan kacang-kacangangan= (17 %). Prosentase angka kecukupan gizi   untuk pangan hewani dan kacang-kacangan adalah : 12%+5%. Sehingga bobot kedua jenis pangan tersebut adalah:  33,33 % / 17 % = 2
Perspektif berikutnya melihat gizi dari sudut pandang konsumsi,  menyatakan bahwa konsumsi pangan idealnya memperhatikan kemampuan tubuh seseorang dalam mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain seperti sakit, hamil, menyusui.  Sehingga konsumsi yang direkomendasikan bahwa gizi yang dibutuhkan untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup individu dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok zat gizi, yaitu: karbohidrat , protein,  lemak, vitamin, dan mineral.
Perspektif yang lain dapat juga dilihat dari sudut kebutuhan manusia terhadap air dan serat. bahwasanya  manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh.  Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A.
Dengan mengasumsikan makanan sebagai sumber kalori, secara umum kebutuhan manusia terhadap kalori adalah 2000 kkal/kap/hari.  Nilai masing-masing gizi atw kalori yang terkandung di setiap makanan menjadi lampiran dari laporan ini.
Dengan memperhatikan fungsi makanan sekaligus kebutuhan manusia terhadap gizi yang dibutuhkan,  seyogyanya manusia senantiasa memperhatikan kandungan masing-masing gizi yang terkandung pada  jenis makanan. Secara sederhana dengan tidak memperhatikan bobot masing-masing jenis makanan, konsumsi yang ideal selayaknya konsumsi  yang mengandung unsur 2BSA (beragam, bergizi, Seimbang dan Aman).




KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala kesehatan, petunjuk dan hidayah yang sudah diberikan. Meski tidaklah sempurna, setidaknya kami telah berusaha mencoba memberikan satu pengabdian untuk masyarakat berupa  Analisis terhadap Angka Kecukupan Gizi dan Pola  Pangan Harapan di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011, dan selesai tepat waktunya.
Analisis tahunan ini kami susun sebagai upaya untuk memberikan gambaran awal terhadap kondisii perkembangan konsumsi gizi dan pangan di kalangan masyarakat Kapuas Hulu. Data yang kami gunakan sebagai dasar perhitungan adalah adalah data SUSENAS(survey sosial ekonomi nasional) 2011. Metode pendekatan analisis dilakukan berdasarkan  pedoman, petunjuk  dan formulasi yang diarahkan oleh Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 
Gambaran dan analisis data serta rekomendasi yang kami sampaikan mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai informasi, bahan Analisis dan dasar terhadap pengambilan keputusan pada masa-masa yang akan datang.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kantor Seksi Logistik dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, serta Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu serta atas informasi dan data yang diberikan berkenaaan dengan indikator dalam laporan ini.
Kami sadari sepenuhnya, bahwa laporan ini, bukanlah semata-semata yang menjadi barometer terhadap kondisi ketahanan pangan dan gizi kabupaten kapuas hulu. Ada banyak mekanisme dan metode analisis yang dapat dilakukan dalam upaya melihat dan memantau sejauhmana kondisi ketahanan pangan dan gizi yang ada di masyarakat.
Guna perbaikan pada masa-masa yang akan datang, kami mengharapkan saran, kritik dan kerjasama dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Analisis ini dapat berguna bagi kehidupan masyarakat Kapuas Hulu.
Putussibau,        Agustus 2012
Ketua Tim Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi/ Kasubbag Ketahanan Pangan,

JOKO SUTOYO, S.TP
NIP 19610414 198803 1 012

A.       DASAR HUKUM
Pelaksanaan dan Analisis terhadap Angka Kecukupan Gizi dan Pola Pangan Harapan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012 didasari oleh:
1.                    Undang-Undang  Nomor 7  Tahun 1997 tentang  Pangan
2.                    Peraturan Pemerintah Nomor  68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan
3.                    Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaramanan Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal;
4.                    Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaraman Konsumsi Pangan (P2KP)
5.                    Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Propinsi / Kabupaten Kota

B.        PENDAHULUAN
Secara umum pilar Ketahanan pangan dalam suatu wilayah, diidentifikasi menjadi 3(tiga) pilar utama. Pilar tersebut meliputi: Ketersediaan pangan, Distribusi pangan dan Konsumsi Pangan.  Dalam implementasinya, konsumsi pangan sering dikaitkan dengan persoalan atau istilah seperti angka kecukupan gizi, angka kecukupan energi, pola pangan harapan, kalori dan beberapa  isitilah lainnya. Ini menunjukkan bahwa eksistensi konsumsi pangan merupakan suatu sistem yang tidak berdiri sendiri. Konsumsi pangan merupakan suatu sistem yang terintegrasi dengan pola aktivitas secara menyeluruh.
Istilah yang sering kali melekat dan kerap dikaiktkan dengan konsumsi atau pola pangan harapan adalah gizi. Untuk memahami lebih jauh, kami mencoba mendefinisikan berbagai istilah di bawah ini, dengan harapan dan tujuan untuk membentuk satu pemahaman dan pengertian yang sama.  Istilah pertama adalah gizi. secara harfiah,  Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai”  yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.  
Istilah berikutnya adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Dalam pelaksanaannya angka kecukupan gizi meliputi tatanan konsumsi dan ketersediaan. Pada tingkat konsumsi angka kecukupan energi (AKE) kalori adalah 2000 kkal/kap/hari. Angka Kecukupan Energi (AKE) dapat diterjemahkan sebagai banyaknya energi yang dikonsumsi oleh penduduk dalam suatu wilayah dengan jumlah. Energi ideal sebesar 2000 kkal/kap/hari. Standar Pelayanan Minimal untuk  kecukupan energi adalah sebesar 90% AKE.
Istilah yang lain adalah Angka Kecukupan Protein (AKP). Secara sederhana Angka Kecukupan Protein (AKP) yaitu banyaknya protein yang dikonsumsi oleh penduduk dalam  suatu wilayah dengan jumlah protein sebesar 52 gram/kap/hari. Berdasarkan  Standar Pelayanan Minimal untuk  kecukupan protein adalah sebesar 90% AKP.
Dan yang menjadi rujukan dalam memberikan rekomendasi atau hasil Analisis terhadap pola konsumsi panga adalah Skor PPH Konsumsi. Istilah ini didefinisikan sebagai susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama baik secara absolut maupun dari suatu pola ketersediaan atau konsumsi pangan.   Semakin tinggi skor PPH konsumsi menunjukkan semakin beragam konsumsi pangannya. Skor PPH ideal adalah 100. Standar Pelayanan Minimal untuk skor PPH konsumsi adalahsebesar  90.
Konsumsi  pangan yang ideal  yang direkomendasi dapat dilihat dari berbagai perspektik. Perspektif pertama konsumsi pangan idealnya memperhatikan kemampuan tubuh seseorang dalam mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain seperti sakit, hamil, menyusui.  Sehingga konsumsi yang direkomendasikan bahwa gizi yang dibutuhkan untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup individu dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok zat gizi, yaitu:
1.               karbohidrat ;
2.               protein;
3.               lemak;
4.               vitamin; dan
5.               mineral.
Ke lima jenis zat gizi tersebut diperlukan masing-masing indiviu secara proporsioal, dalam artian dilihat dari kualitas dan kuantitasnya cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.
Perspektif kedua dapat juga dilihat dari sudut kebutuhan manusia terhadap air dan serat. bahwasanya  manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh.  Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A.
Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan  zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari  yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan.
Keterangan di atas juga berarti  ada saling ketergantungan antar zat gizi. Misalnya penyerapan yang optimun dari masukan vitamin A memerlukan kehadiran lemak sebagai zat pelarut dan mengangkut vitamin A ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, apabila cadangan mangan (Mn) di dalam tubuh kurang, maka vitamin A juga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal. Contoh lain, diperlukan vitamin C yang cukup dalam makanan untuk meningkatkan penyerapan zat besi (Fe).
Pada masa lampau, susu seringkali mendapat pujian, karena bernilai gizi tinggi. Makanan lain dinilai rendah karena kurang bergizi. Sesuai konsep keterkaitan antarzat gizi,  sudah saatnya penilaian kualitas makanan yang didasarkan pada pengagungan terhadap kandungan zat gizi mulai ditinggalkan. Kini saatnya memasyarakatkan adanya ketergantungan antarzat gizi atau antarberbagai jenis makanan. Setiap jenis makanan memiliki peranan masing-masing dalam menyeimbangkan masukan zat gizi sehari-hari.
Perspektif ketiga dapat dilihat dari Peranan berbagai kelompok bahan makanan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dalam ilmu gizi dipopulerkan dengan istilah “Tri Guna Makanan”. Pertama, sumber zat tenaga atau sumber energi (karbohidrat) yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan. Kedua, Sumber pengatur (vitamin & mineral) 33,33 %. Sumber Pengatur bersumber dari Sayur dan Buah= Sayur & buah, Prosentase angka kecukupan gizi adalah 6 %. Sehingga bobot kedua jenis bahan pangan ini adalah:  33,33 % / 6 % = 5,0. Ketiga, Sumber Pembangun Sumber Pembangun terdiri dari Pangan hewani dan kacang-kacangangan= (17 %). Prosentase angka kecukupan gizi   untuk pangan hewani dan kacang-kacangan adalah : 12%+5%. Sehingga bobot kedua jenis pangan tersebut adalah:  33,33 % / 17 % = 2


Susunan PPH Ideal (Tingkat Nasional)

Berdasarkan Sisi Konsumsi Pangan







No.
Kelompok Pangan
Prosentase
Energi (kkal/kap/hr)
% AKG
Bobot
Skor PPH
Kebutuhan
Maksimal
1
Padi-padian
50 persen
1.000
50
0,5
25
2
Umbi-umbian
6 persen
120
6
0,5
2,5
3
Pangan hewani
12 persen
240
12
2
24
4
Minyak & lemak
10 persen
200
10
0,5
5
5
Buah/ biji berminyak
3 persen
60
3
0,5
1
6
Kacang-kacangan
5 persen
100
5
2
10
7
Gula
5 persen
100
5
0,5
2,5
8
Sayur & buah
6 persen
120
6
5
30
9
Lain-lain
3 persen
60
3
0
0

Jumlah

2.000
100

100
Secara Umum Komposisi  dan prosentase 9 (sembilan) jenis makanan yang merujuk pada Pola Pangan  Harapan Ideal Tingkat Nasional terlihat seperti berikut:


C.      MAKSUD DAN TUJUAN
Analisis terhadap Angka Kecukupan Gizi dan Pola Pangan Harapan bertujuan secara umum bertujuan:
1.                   Memberi gambaran umum situasi ketahanan pangan suatu wilayah dan kondisi khusus pola konsumsi gizi masyarakat.
2.                   Membantu memberikan estimasi dan proyeksi situasi konsumsi dan kebutuhan pangan wilayah di masa yang akan datang.
3.                   Membantu mengidentifikasi berbagai faktor terkait dengan ketahanan pangan di suatu wilayah.
4.                   Membantu perumusan kebijakan dan program maupun intervensi yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan suatu wilayah.







D.   HASIL ANALISIS

-       Sampel Analisis
Evluasi terhadap angka kecukupan gizi dan pola pangan harapan dilaksanakan dengan mengambil sampel, pertama besaran anggaran yang dikeluarkan masyarakat terhadap  pola konsumsi pangan  harian.  Klasifikasi pengeluaran yang dilakukan melalui survey ini meliputi 8 (delapan) kelompok pengeluaran. Kelompok tersebut terdiri dari:
1.               < Rp 100.000,00
2.               Rp 100.000,00 – Rp 149.999,00
3.               Rp 150.000,00 – Rp 199.999,00
4.               Rp 200.000,00 – Rp 299.000,00
5.               Rp 300.000,00 – Rp 499.000,00
6.               Rp 500.000,00 – Rp 749.999,00
7.               Rp 750.000,00 – Rp 999.999,00
8.               >Rp 1000.000,00

Data konsumsi selengkapnya terlihat pada lampiran (I)

-       Teknik analisis
Analisis  dalam survey terhadap pola konsumsi pangan dilaksanakan secara acak (random  sampling). Dengan prosentase  sampel,  lebih kurang 10% dari total populasi yang ada di Kapuas Hulu.  Hasil analisis terhadap pola konsumsi pangan, tersaji pada lampiran......
-       Hasil analisis
Hasil analisis yang  dilakukan berdasarkan data yang ada (susenas 2011), terlihat pada lampiran

E.    KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap pola konsumsi pangan di Kapuas Hulu dengan didasarkan pada data yang disampaikan susenas, dapat disimpulkan bahwa:
1.          Angka Kecukupan Energi (AKE) pada masyarakat dengan pengeluaran dengan skor  92, 4 , ini menunjukkan bahwa Angka kecukupan  gizi (AKE)  atau berkisar pada angka 2.151 kkal/kap/hari.  Ada kelebihan Dari skor nilai yang ditetapkan bahwa angka kecukupan energi pada tingkatan konsumsi berada pada skor 2.000/kkal/kap/hari, sementara pada tingkatan persediaan, angka kecukupan energi (AKE) berada pada skor 2200/kkal/kap/hari;

Hasil perhitungan skor pola pangan harapan  dan Angka kecukupan energi (AKE) selengkapnya terlihat pada tabel berikut:








No
Kelompok Pangan
Gram/ Kap/Hari
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Kalori
%
% AKE*)
Bobot
Skor Aktual
Skor AKE
Skor Maks
Gap skor AKE dan Skor Maks
Skor PPH












1
Padi-padian
317,4
1330
61,8
66,5
0,5
30,9
33,2
25,0
8,2
25,0
2
Umbi-umbian
50,9
62
2,9
3,1
0,5
1,4
1,5
2,5
-1,0
1,5
3
Pangan Hewani
153,6
246
11,4
12,3
2,0
22,8
24,6
24,0
0,6
24,0
4
Minyak dan Lemak
23,8
211
9,8
10,6
0,5
4,9
5,3
5,0
0,3
5,0
5
Buah/Biji Berminyak
2,5
14
0,6
0,7
0,5
0,3
0,3
1,0
-0,7
0,3
6
Kacang-kacangan
6,3
19
0,9
0,9
2,0
1,8
1,9
10,0
-8,1
1,9
7
Gula
38,8
140
6,5
7,0
0,5
3,3
3,5
2,5
1,0
2,5
8
Sayur dan Buah
216,9
88
4,1
4,4
5,0
20,5
22,0
30,0
-8,0
22,0
9
Lain-lain
57,1
41
1,9
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0













Total

2.151
100,0
107,5

85,9
92,4
100,0

82,3



2.          Pola Pangan Harapan (PPH) pada masyarakat dengan pengeluaran  dengan skor rata-rata: 82,3. Menurut standar pelayanan minimal,  berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Propinsi / Kabupaten Kota, dinayatakan bahwa pola pangan harapan (PPH) minimal pada skor  90.  Ini artinya Pola Pangan Harapan Kapuas Hulu, secara rata-rata di bawah standar yang ditetapkan.

Hasil perhitungan skor pola pangan harapan  dan Angka kecukupan energi (AKE) selengkapnya terlihat pada tabel berikut:
SKOR POLA  PANGAN HARAPAN BERDASARKAN GOLONGAN PENGELURAN

Golongan Pengeluaran
Skor PPH
Capain SPM
Ideal (100)
SPM (90)
I
0,0
belum
100
90
II
51,7
belum
100
90
III
58,9
belum
100
90
IV
66,2
belum
100
90
V
78,4
belum
100
90
VI
85,6
belum
100
90
VII
88,5
belum
100
90
VIII
93,9
sudah
100
90
RATA-RATA
82,3
belum
100
90







F.    SARAN
 Memperhatikan skor  pada Angka Kecukupan Energi (AKE) dengan skor  Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor:  maka secara umum kami merekomendasikan:
1.          bahwa seyogyanya masyarakat dengan tidak memperhatikan tingkatan umur,  dapat mengkonsumsi makanan dengan  mengedepankan prinsip B2SA atau  (beragam, bergizi, seimbang dan aman).  Ini memberikan makna yang didasarkan akan kebutuhan tubuh terhadap berbagai  jenis makanan, sehingga disarankan untuk mengkonsumsi jenis makanan  secara variasi dengan tetap memperhatikan sisi keseimbangan dan keamanan dari setiap jenis makanan;
2.          Bahwa setiap individu dengan  memperhatikan tingkatan umur,  maka setiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda;
3.          Dengan melihat perspektif makanan dari fungsi tri guna makanan, maka sesungguhnya,
4.          Dengan melihat perspektif kebutuhan tubuh terhadap air dan serat makan sebaiknya, .....
5.          Melihat kebutuhan kalori masing individu yang ditetapkan oleh WNPG, bahwa masing2 individu memerlukan 2000 kkal/kap/hari, kami merekomendasikan  untuk dapat memperhatikan nilai bobot kalori  pada setiap gramnya dalam waktu satu hari dari setiap jenis jenis makanan;