Proposal
Penelitian
EVALUASI TERHADAP KINERJA PNS
PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN
OLAH RAGA
KABUPATEN KAPUAS HULU
Oleh:
NAMA : HAMBALI
NIM : 500022425
MATA KULIAH : STUDI MANDIRI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
MAGISTER ADMINISTRASI
PUBLIK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Persoalan
yang dihadapi di beberapa Negara berkembang, masih berkutat pada persoalan yang
sama, yakni tingginya angka kemiskinan, pengangguran, rendahnya mutu pendidikan
serta angka kecukupan gizi yang kurang. Kondisi ini jelas bertolak belakang
dengan tujuan terbentuknya satu Negara.
.....
otonomi daerah...
Mengacu
pada amanah konstitusional, bahwa terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea
keempat yaitu “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Berdasarkan
amanah tersebut, salah satu point dari terbentuknya Negara adalah “mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mendukung sekaligus sebagai upaya mencerdaskan
bangsa/masyarakat, pendidikan menjadi skala prioritas pembangunan.
Dari
sisi yuridis, pendidikan didefinisikan “sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ( Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003)”.
UNESCO
merumuskan bahwa pendidikan itu adalah:
·
Learning how
to think (Belajar bagaimana berpikir)
·
Learning how
to do (Belajar bagaimana melakukan)
·
Learning how
to be (Belajar bagaimana menjadi)
·
Learning how
to learn (Belajar bagaimana belajar)
·
Learning how
to live together (Belajar bagaimana hidup bersama)
Kelima definisi
pendidikan dari UNESCO dijadikan sebagai rumusan terhadap indikator pendidikan.
Pendidikan
dianggap sebagai salah satu indikator pada kesejahteraan masyarakat. ada
korelasi yang erat antara pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. keberhasilan
sektor pendidikan senantiasa dikaitkan dengan naik turunnya indeks pembangunan sumber daya manusia
Indonesia, dibandingkan dengan indeks yang sama dari berbagai bangsa lain di
dunia.
indeks pembangunan sumber daya
manusia
atau Human Development Index (HDI)
adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup,
melek huruf,
pendidikan
dan standar hidup untuk semua negara
seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara
adalah negara maju, negara berkembang
atau negara terbelakang dan juga untuk
mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Sisi
lain yang dapat penulis sampaikan, bahwa pendidikan merupakan satu proses yang
harus dilakukan dalam upaya memperbaiki peradaban sosial manusia. Pentingnya
pendidikan dalam kelangsungan kehidupan manusia, kami kutip dari beberapa
pendapat fakar:
·
Aristoteles, ahli
filsafat Yunani kuno, berpendapat “bahwa
perbaikanmasyarakat hanya dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meperbaikisistem pendidikan.”
·
Jean Jaqques Rosseau, seorang tokoh pembaharu
Perancis menyebutkan,“Semua yang kita butuhkan dan semua kekurangan kitawaktu lahir, hanya akan kita penuhi melalui
pendidikan.”
·
Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara juga menyebutkan bahwa “satu-satunya yang
dapat mengubah nasib suatu bangsa hanyalah Pendidikan”
Eksistensi
Pendidikan dalam penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan menjadi agenda
utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Daerah
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional sebagai kerangka dasar dalam penyusunan
rencana pembangunan, berfungsi:
1.
Sebagai pedoman bagi
Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga;
2.
bahan penyusunan dan
perbaikan RPJM Daerah dengan memperhatikan tugas pemerintah daerah dalam
mencapai sasaran Nasional yang termuat dalam RPJM Nasional;
3.
pedoman Pemerintah dalam
menyusun Rencana Kerja Pemerintah.
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2010 – 2014 tecantum beberapa skala prioritas yang harus dilaksanakan dalam
kurun waktu 2010 – 2014 menggaris bawahi Pendidikan sebagai skala prioritas.
Selengkapnya skala prioritas RPJMN 2010-2014 tersebut adalah:
1.
reformasi birokrasi dan tata
kelola;
2.
pendidikan;
3.
kesehatan;
4.
penanggulangan kemiskinan;
5.
ketahanan pangan;
6.
infrastruktur;
7.
iklim investasi dan usaha;
8.
energi;
9.
lingkungan hidup dan
bencana;
10. daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta (11)
11. kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
Komitmen
untuk memajukan pendidikan juga tidak hanya dilakukan oleh sebuah negara,
organisasi dunia (PBB) membentuk satu badan
yang secara khusus menangani pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan,
yakni UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization).
Terwujudnya
pendidikan yang mampu mencerdaskan bangsa terus diupayakan organisasi dunia,
pemerintah pusat mapun daerah. Beberapa kebijakan pemerintah dalam upaya
mendorong pendidikan, antara lain:
·
Penetapan anggaran pendidikan
sebesar 20% dari APBN maupun APBD (Sesuaipasal 31 ayat 3 UUD 1945) menjadi
indikator utama dimulainya percepatanpeningkatan mutu pendidikan Indonesia
·
Pembenahan kurikulum nasional,
·
Penataan mutu tenaga pendidik,
·
Pemberantasan buta aksara
·
Penanggulangan angka putus
sekolah melalui program pendidikan kesetaraan(kejar paket)
·
Program Wajib Belajar (Wajar) 9
tahun dan 12 tahun
·
Pemberian kecakapan dan
keterampilan hidup kepada masyarakat.
·
dan lain lain
69
Tahun sudah Indonesia Merdeka, pembangunan di bidang pendidikan terus mengalami
peningkatan. Namun harus diakui, prestasi yang dicapai Indonesia belum
menunjukkan hasil yang optimal. .
Di
dunia internasional, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64
dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education
For All Global Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan Indeks
Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI), Indonesia berada
pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011.
Sumber: http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/68-kilas-balik-dunia-pendidikan-di-indonesia
Dari
sisi Indikator Pendidikan, data pendidikan di Indonesia kurun waktu 2009-2013
dapat terlihat dalam tabel berikut:
Indikator
|
2009
|
2010
|
2011***)
|
2012
|
2013
|
|
PARTISIPASI PENDIDIKAN FORMAL
|
|
|
|
|
|
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 th
|
97,95
|
97,97
|
97,49
|
97,88
|
98,29
|
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 13-15 th
|
85,43
|
86,11
|
87,58
|
89,52
|
90,48
|
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 16-18 th
|
55,05
|
55,83
|
57,57
|
60,87
|
63,27
|
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 19-24 th
|
12,66
|
13,67
|
13,91
|
15,73
|
19,88
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI
|
110,35
|
111,63
|
102,44
|
104,20
|
107,61
|
|
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs
|
81,09
|
80,35
|
89,09
|
89,18
|
85,54
|
|
Angka Partisipasi Kasar (APK) SM/MA
|
62,37
|
62,53
|
63,86
|
67,88
|
65,78
|
|
Angka Partisipasi Kasar (APK) PT
|
14,59
|
16,35
|
17,28
|
18,53
|
22,79
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
|
94,37
|
94,72
|
90,95
|
92,43
|
95,47
|
|
Indikator
|
2009
|
2010
|
2011***)
|
2012
|
2013
|
|
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs
|
67,40
|
67,62
|
67,98
|
70,73
|
73,56
|
|
Angka Partisipasi Murni (APM) SM/MA
|
45,06
|
45,48
|
47,81
|
51,35
|
53,74
|
|
Angka Partisipasi Murni (APM) PT
|
10,30
|
11,01
|
11,99
|
13,28
|
17,92
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PARTISIPASI PENDIDIKAN FORMAL DAN
NONFORMAL**)
|
|
|
|
|
|
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 th
|
97,95
|
98,02
|
97,58
|
97,95
|
98,36
|
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 13-15 th
|
85,47
|
86,24
|
87,78
|
89,66
|
90,68
|
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 16-18 th
|
55,16
|
56,01
|
57,85
|
61,06
|
63,48
|
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 19-24 th
|
12,72
|
13,77
|
14,26
|
15,84
|
19,97
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
|
110,42
|
111,68
|
102,58
|
104,30
|
107,69
|
|
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
|
81,25
|
80,59
|
89,57
|
89,38
|
85,81
|
|
Angka Partisipasi Kasar (APK) SM/MA/Paket C
|
62,55
|
62,85
|
64,66
|
68,22
|
66,13
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
|
94,37
|
94,76
|
91,03
|
92,49
|
95,53
|
|
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
|
67,43
|
67,73
|
68,12
|
70,84
|
73,72
|
|
Angka Partisipasi Murni (APM) SM/MA/Paket C
|
45,11
|
45,59
|
47,97
|
51,46
|
53,89
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pendidikan yang Ditamatkan Penduduk 15 Tahun ke Atas
|
|
|
|
|
|
|
Tidak/belum
sekolah
|
7,50
|
7,28
|
6,41
|
5,88
|
5,58
|
|
Tidak tamat
SD
|
14,86
|
12,74
|
14,69
|
13,90
|
13,76
|
|
SD/sederajat
|
29,31
|
29,72
|
28,72
|
28,09
|
28,20
|
|
SMP/sederajat
|
19,85
|
20,57
|
20,74
|
21,00
|
20,91
|
|
SM
+/sederajat
|
28,49
|
29,69
|
29,44
|
31,13
|
31,55
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Partisipasi Pra Sekolah (sedang)
|
|
|
|
|
|
|
Usia 3-4 th
|
17,15
|
19,41
|
15,90
|
18,02
|
17,79
|
|
Usia 5-6 th
|
27,22
|
27,19
|
33,35
|
35,33
|
36,89
|
|
Usia 3-6 th
|
22,04
|
23,22
|
24,42
|
26,50
|
27,27
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Partisipasi Pra Sekolah (pernah + sedang)
|
|
|
|
|
|
|
Usia 3-4 th
|
20,19
|
22,59
|
19,64
|
21,87
|
21,94
|
|
Usia 5-6 th
|
49,41
|
53,38
|
54,47
|
56,94
|
59,40
|
|
Usia 3-6 th
|
34,39
|
37,68
|
36,65
|
39,05
|
40,54
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BUTA HURUF
|
|
|
|
|
|
|
Angka Buta
Huruf 10 th +
|
6,59
|
6,34
|
6,44
|
6,02
|
5,25
|
|
Angka Buta
Huruf 15 th +
|
7,42
|
7,09
|
7,19
|
6,75
|
5,86
|
|
Angka Buta
Huruf 15-44 th
|
1,80
|
1,71
|
2,30
|
2,00
|
1,61
|
|
Angka Buta
Huruf 45 th +
|
18,68
|
18,25
|
17,89
|
17,20
|
15,24
|
|
Sumber: BPS-RI, Susenas 1994-2013
|
Pemerintah Kabupaten
Kapuas hulu.....
Tupoksi Dikpora........
Prestasi...................
Visi Kemdikbud 2014:
“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan dan Kebudayaan
untuk Membentuk Insan Indonesia yang Cerdas dan Beradab”
Kepala Pusat menjelaskan mengenai lima pilar ini yang
meliputi pilar ketersediaan (availability), pilar keterjangkauan (avordability),
pilar mutu (quality), dan pilar jaminan (assurance) serta
kesetaraan(equity).
Mengacu
pada eksistensi pendidikan dalam kehidupan umat manusia, tujuan terbentuknya
Negara, Visi_Misi Kemendikbud, tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda
olah raga, dengan realitas yang telah dicapai dalam pembangunan pendidikan,
Penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini ke dalam satu penelitian dengan Judul “ Evaluasi Kinerja Dinas Pendidikan, Pemuda
olah raga Kabupaten Kapuas Hulu”.
Asumsi
penulis didasari pada persfektif manajemen, bahwa Manusia (PNS) sebagai unsur
utama dalam proses manejerial sebuah organisasi. Maju mundurnya kinerja sebuah
organisasi sangat dipengaruhi pada kemampuan atau kinerja para pelaku di
dalamnya.
B. Tujuaan
Penelitian
C. Manfaat
Penelitian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar